Penyakit Diare adalah buang air besar yang lebih dari tiga kali dalam sehari dan juga disertai perubahan bentuk pada kotorannya lebih terlihat lebih cair. (1) Banyak orang yang mengatakan bahwa diare sangat membahayakan bisa menyebabkan kematian bagi orang yang menderita. Kematian bisa terjadi tergantung pada seberapa parahnya diare yang dimiliki orang tersebut. Parah tidaknya diare tergantung seberapa sering orang tersebut mengeluarkan air besar dalam satu hari, dan asupan makanan yang orang tersebut konsumsi bisa menjadi indikator diare terjadi. Biasanya diare diderita masyarakat yang tinggal didaerah yang kurang bersih dan sulit untuk mendapatkan air bersih, seperti contoh saat terjadiya musim banjir, banyak warga yang mengidap diare dan muntah karena kurangnya air bersih disana. Saat ini ada berbagai cara untuk mengobati diare itu sendiri, baik secara konvensional ataupun secara modern. Ada orang yang beranggapan bahwa modern lebih mudah dan ada juga yang beranggapan bahwa tradisonal lebih mujarab dan lebih aman. Banyak persepsi yang muncul untuk mengatasi diare itu sendiri. Oleh karena itu dalam karya ilmiah ini akan lebih dibahas mengenai cara yang baik dalam menagani diare dan perbandingan cara yang digunakan secara konvensional akan lebih baik ataukah modern lebih aman dan mudah bagi warga.
Penanganan diare dengan cara
konvensional adalah dimana masyarakat masih menggunakan cara tradisional untuk
menyembuhkan diare. Karena masyarakat berfikir untuk memanfaatkan potensi alam
yanga ada. Sebagian masyarakat juga ada yang masih tinggal didaerah pedesaan
yang diamana disana belum mengeti obat-obat kimia. Menurut mereka bahan alami
akan lebih aman digunakan daripada bahan-bahan kimia. Karena mereka berpendapat
bahan kimia akan malah meracuni tubuh mereka karena bahan-bahan tersebut tidak
alami dan efek kimia lebih lama menangani diare, membutuhkan proses kima yang
panjang untuk memecah partikel-partikelnya. Sehingga membuat beberapa bahan
alami untuk dijadikan sebagai obat diare. Banyak cara-cara konvensional yang
dapat digunakan masyarakat untuk menangani diare.
Cara pertama yaitu dengan menggunakan rebusan dari daun
jambu biji. Berdasarkan hasil penelitian
lembaga riset independen Frontier pada bulan Juli 2001 menunjukan bahwa
15,4% masayarakat sebagai respondennya
menyatakan bahwa tidak meminum obat diare sebagai tindakan pertama dalam mengatasi
diare, mereka lebih cenderung menggunakan obat gosok bahkan mereka membiarkan
diare yang mereka derita dengan sendirinya dan akan hilang tanpa pengobatan.
Sedangkan di pendesaan, diare diobati secara turun menurun menggunakan minuman
dari tumbuh-tumbuhan alami yang diseduh, seperti daun jambu biji, gambir dan
lainya. (2) Ada juga beberapa
obat kimia yang berbahan dasar dari daun jambu biji dan itu laris dipasaran.
Berarti memang daun jambu biji dipercaya ampuh untuk menangani diare. Namun
setidaknya masyarakat jangan membiarkan begitu saja bila mengidap diare, karena
dikhawatirkan bisa membuat diare tersebut bertambah parah, karena diare bisa
menyebabkan kematian. Telah banyak pederita diare yang meninggal duina dan
korban meninggal terbanyak adalah anak-anak dibawah umur karena penaganan orang
tua yang terlalu meremehkan diare. Pemikiran masyarakat yang membiarkan diare
begitu saja harus dirubah.
Cara kedua yaitu dengan memberikan makanan tambahan. Ada
sebuah penelitian yang menjelaskan bahawa bila anak telah mendapatkan makanan
tambahan dan membuat anak kembali kepada makanan padat akan dapat memperpendek
masa gejala anak pada diare, karena sel-sel usus yang dirusak oleh virus juga
memerlukan nutrisi yang banyak untuk dapat memperbaikinya kembali. (3) Memang sangat
diperlukan nutrisi yang banyak untuk memulihkan ke kondisi semula. Namun cara
ini mungkin sulit karena biasanya anak yang menderita diare memiliki nafsu
makan yang rendah sehingga sulit untuk mengkonsumsi makanan tambahan.
Seharusnya kita mencari cara terlebih dahulu untuk mingkatkan nafsu makan
kepada anak terlebih dahulu. Mungkin bila nafsu makanan anak telah pulih bisa
menggunakan cara ini. Akan tetapi makan yang dikonsumsi tidak boleh
sebaranagan, haru tetap dikontrol dan dijaga, makan apa saja yang boleh
dikonsumsi penderita diare dan apa yang tidak dioerbolehkan.
Cara ketiga yaitu dengan menggunakan bumbu dapaur yaitu
daun salam. Ada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Beni Warman (FMIPA UI)
dan Retno Sudewi (UGM) mereka menyimpulkan bahwa dalam ekstrak daun salam yang
biasa digunakan sebagai bumbu dapur dapat berkhasiat untuk menghambat
pertumbuhan bakteri, seperti Esherichia
coli, Vovrio cholera, dan Salmonella sp. , sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai obat diare, dimana bakteri Esherinchia coli adalah bakteri yang berada didalam usus yang dapat
menyebabkan diare. (4) Cara tersebut jarang
sekali terdengar dikalangan masyarakat dan biasa digunakanan oleh masyarakat
saat ini. Namun saat ini daun salam jug telah jarang yang menggunakannya
sebagai bumbu masakan. Cara menggunakan daun salam juga belum dijelaskan, akan
direbus, di seduh atau bagaimana Akan lebih baik lagi bila menjelaskan cara
yang baik untuk menggunakan daun salam sebagai obat diare.
Sedangkan
cara keempat yaitu dengan menggunakan cara yang sangat sederhana yang tanpa
kita sadari biasa kita gunakan untuk mengobati diare, yaitu dengan menggunakan
air. Dengan memberikan banyak air yang lebih baik menggunakan tambahan gula,
madu atau gram pada penderita diare maka dapat mencegah dehidrasi atau
memperbaik dehidrasi pada penderita. (5) Saat pengidap diare terlalu sering buang air
besar maka banyak cairan yang dibuang oleh tubuh sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi yang membuat badan lemas dan tak memiliki tenaga karena kekurangan
cairan dalam tubuh. Bila cairan dalam tubuh telah tercukupi maka biasanya tidak
diperlukan lagi obat-obatan kimia. Namun bila terlalu banyak minum dapat juga
memperparah diare tersebut, yang seperti kita ketahui feses penderita diare
lebih cair dari feses normal, sehingga harus diatur pula cara mengomsumsi air.
Selain cara konvensional yang menggunakan bahan alami
untuk mengobati diare, ternyata ada juga yang menggunakan cara modern, dimana
cara ini lebih praktis dan efsien waktu. Walaupun ada sebagian orang tidak
menggunakan cara ini karena takut akan adanya kandungan kimia dalam obat diare
tersebut. Namun kandungan kimia dalam obat diare sebenarnya telah diteliti
dengan peneliti yang terpercaya yang telah dirancang sedemikan mungkin
bagaimana cara kerja obat diare tersebut dalam tubuh. Obat diare terdapat
bermacam-macam ada yang dapat melalui oral dan nonoral. Namun menurut beberapa
farmakologi obat diare yang ampuh yaitu melaui anus atau yang biasa disebut
obat jenis suppositoria, karena obat tersebut langsung bekerja kebagian usus
yang bermasalah. Karena anus merupakan saluran yang terdekat dengan usus
sehingga cepat untuk menyumbat saluran yang berada diusus dengan kata lain
langsung bekerja ditempatnya. Dalam penggunaan obat modern ada beberapa bahan
yang dapat digunakan sebagai pengobat diare.
Pertama yaitu dengan menggunakan subsalisilat bismut yang
ternyata mengandung
dua ramuan (bahan-bahan) yang berpotensi aktif, bismuth dan salicylate (aspirin). Subsalisilat bismut (Pepto-Bismol) terbukti aman
digunakan untuk dapat mengatasi penyakit diare sekaligus juga yang memiliki
aktivitas antibakteria. Subsalisilat bismut (Pepto-Bismol) juga merupakan bahan
yang efektif dipercaya dalam mengkontrol gejala-gejala yang muncul adanya diare pada saat
berpergian. (5) Namun ada ketidak jelas dalam kandungan seberapa efektifnya senyawa bismuth, kecuali pada
diare wisatawan dan perawatan dari infeksi H. pylori dari lambung yang dimana mereka telah terbukti efektif. Dan ada juga ketidak jelas dengan bagaimana
bismuth subsalicylate mungkin dapat bekerja. Diperkirakan bismuth subsalicylate mempunyai beberapa sifat-sifat seperti
antibiotik yang dapat mempengaruhi
bakteri-bakteri yang diperkirakan dapat menyebabkan diare. Salicylate adalah anti-peradangan dan dapat
mengurangi sekresi air sehingga dapat
mengurangi peradangan. Bismuth juga mungkin secara langsung mengurangi sekresi
air oleh usus.
Sehingga obat yang mengandung zat ini yang dapat mengobati diare. Namun belum
bisa diterapkan kedapa semua penderita diare, sehingga belum banyak digunakan.
Adapula cara kedua untuk mengatasi diare dengan
menggunakan cairan berkarbohidrat tinggi. Menggunakan cairan yang mengandung
karbohidrat tinggi dapat memperberat diare karena cairan ini memiliki
osmolalita yang cukup tinggi, dan cairan yang mempunyai karbohidarat tinggi
biasanya mempunyai kadar elektrolit yang rendah. (6) Karbohidrat merupakan
sumber utama yang digunakan untuk metabolisme tubuh. Pada saat diare banyak
cairan tubuh yang keluar sehingga kita perlu karbohidrat untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang untuk memperoleh tenaga kembali. Namun cukup sulit
untuk memberikan karbohidrat secara langsung kepada penderita karena nafsu
makan penderita akan turun saat mengidap diare. Bila dalam bentuk cairan untuk
memberikan itu bisa dimasukakn bersama dengan infus atau diminum namun
mendapatkan cairan berkarbohidarat cukup sulit. Cairan itu biasanya ada di
rumah sakit atau apotik modern yang menyediakannya.
Saat ini banyak obat diare yang beredar dipasaran yang
bisa dengan mudah dibeli di apotik terdekat, seperti Diapet dan Neo Entrostop
yang mengandung komposisi hampir sama
yaitu bahan aktif Attapulgite
dan Pectin dapat mengadsorpsi
toksin, gas, bakteri, dan virus yang terdapat dalam lumen usus sehingga bisa digunakan untuk mengatasi diare. (2) Namun efek dari obat
ini bisa menyebabkan sembelit bila penggunaanya tidak sesuai dengan dosisi yang
dianjurkan. Karena ini termasuk obat kimia sehingga bila kita mengkonsumsi obat
ini bisa menyebabkan saluran pencernaan dapat terhambat karena obat ini
memiliki efek yang cukup besar karena cara kerja obat ini dapat belasung selama
kurang lebih 5-6 jam. Setidaknya masyarakat akan mengggunakan obat ini harus
lebih memperhatikan indikasi yang akan ditimbulkan dari obat ini.
Dari tinjauan pustaka mengenai pengoban diare yang tepat
masih banyak masyarakat yang lebih memilih mengunakan obat tradisional di
daerah pedesan, karena kurangnya pengetahuan masyarakat desa tentang obat
modern. Oleh sebab itu cara pengobatan diare di daerah pedesan akan lebih
diditingkatkan lagi agar masyarakat tidak sepenuhnya lagi bergantung pada alam.
Apabila alam rusak maka dapat menggunakan bahan buatan untuk menggantinya.
Sedangkan bahan kimia juga harus mengandung bahan alami dalam pembuatannya agar
masyarakat di daerah pedesan bisa juga menggunakannya dan bahan alami lebih
mudah diserap oleh tubuh. Saat ini telah banyak obat kimia untuk diare yang
menggunakan bahan alami contohnya Diapet yang menggunakan esktrat daun jambu
biji dalam pembuatannya. Sehingga masyarakat dipedesaan bisa dikenalkan dengan
obat tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Rachmat. Ringkasan pengetahuan Alam. Jakarta : PT.
Grasindo, 2007.
2. Sugiarto, Darmadi Durianto.
Brand Equity Ten. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2004.
3. Suririnah. Buku Pintar Merawat
Bayi 0-12 Bulan. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama, 2009.
4. Kurniawati, Nia. Sehat
& Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur. Bandung : PT Mizan
Pustaka, 2010.
5. Wibowo, Agus. Cerdas
Memilih Obat dan Mengenali Penyakit. Jakarta : PT. Lingkar Pena
Kreativa, 2009.
6. Bennett, R. Acute
gastroenteritir and associated conditions. In L. R. Barker. J.Burton, &
P.Zieve(Eds.). Principles of Ambulatory Medicine. Baltimore :
Williams & Wilkins, 1995.
7. Wong, D. L. Essentials
of Pediatric Nursing(5th ed). St. Louis : C. V. Mosby, 1998.
1 komentar:
terimakasih untuk informasinya, sebenarnya klo dibiarkan tanpa di obati, penyakit apapun bisa menjadi berbahaya,
http://herbalkuacemaxs.com/pengobatan-herbal-diare/
Posting Komentar