animasi  bergerak gif
My Widget
0 komentar

Bagaimana Cara Mendekatkan dan Mencintai Klien Kita?


       

       A.    Diri Mencintai Klien

a)      Keterbukaan diri perawat
b)      Meningkatkan kepercayaan diri klien untuk membuka diri kepda perawat
c)      Menghormati klien dengan privasi klien
d)     Bersikap tulus apa adanya dalam menolong klien
e)      Berempati kepada klien
f)       Anggaplah klien seperti diri sendiri
g)      Anggaplah klien seperti keluarga sendiri

        B.     Kelebihan dan Kekurangan Diri (kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor) Sebagai Perawat

     a)      Kemampuan Kognitif
Kamampuan kognitif mencangkup perilaku objektif yang sesuai dengan ingatan atau pengenalan tentang pengetahuan dan perkembangan kemampuan dan keterampilan intelektual (Swansburg & Swansburg, 2001) .
Kelebihan diri dalam kemampuan kognitif sebagai perawat
1)      Dapat menyadari dan memahami klien untuk mengenali perasaan klien
2)      Memberikan rasa aman pada klien dengan melindungi bahaya fisik, karena klien tidak dapat mengendalikan perilakunya.
3)      Memiliki cita-cita yang tinggi untuk menjadi perawat yang profesional
Kekurangan diri dalam kemampuan kognitif sebagi perawat
1)      Hanya dapat menemukan satu gejala atau temuan fisik dan langsung membuat kesimpulan
2)      Kurangnya ketelitian dalam menelaah gejala-gejala yang ditimbulkan klien
3)      Kurang tajamnya daya ingat perawat untuk meningat sesuatu hal dalam jangka panjang
4)      Pengetahuan yang dimilki tentang keperawatan terbatas
     b)      Kemampuan Afektif
Kemampuan afektif memenuhi objek yang menekankan perasaan dan emosi seperti nilai, minat, apresiasi dan karakteristik. (Swansburg & Swansburg, 2001)
Kelebihan kemampuan afektif diri sebagai perawat
1)      Ramah
2)      Sabar
3)      Baik
4)      Displin
5)      Rendah hati
6)      Bertanggung Jawab
7)      Jujur
8)      Lemah lembut
9)      Ikhlas
10)  Penolong
Kekurangan kemampuan afektif diri sebagi perawat
1)      Berani
2)      Relaberkorban
3)      Kasih sayang
4)      Empati
5)      Bijaksana
6)      Respek
7)      Optimis
8)      Tenang
9)      Percaya diri
10)  Tidak mudah mengeluh
11)  Pekerja keras 
        c)      Kemampuan Psikomotor
Kemampuan psikomotor memenuhi objektif yang menekeankan pada keterampilan motor sperti melakukan, mempraktikan, dan mendemostrasikan. (Swansburg & Swansburg, 2001)
Kelebihan kemapuan psikomotor diri sebagai perawat
1)      Etika yang bagus/sopan
2)      Terampil
3)      Pelayanan baik bagi pasien
4)      Hidup berbakti bermasyarakat
5)      Tidak memandang status (diskriminasi)
6)      Rajin
7)      Dapat menghibur pasien
Kekurangan kemapuan psikomotor diri sebagai perawat
1)      Komunikatif  
2)      Mengutamakan kebutuhan pasien
3)      Murah senyum

      C.    Cara Mengatasi Kekurangan Kemampuan Kognitiif, Afektif dan Psikomotor Sebagai Perawat dan Usaha Untuk Memperbaiki Kekurangan Diri

     a)      Kognitif
Untuk mengatasi kekurangan perawat dalam kemampuan kognitif diri dapat melakukan
1)      Lebih teliti dalam melakukan pemeriksaan hingga mendetail sehingga  menghasilkan yang kesimpulan yang sesuai.
2)       Daya ingat manusia sangatlah terbatas sehingga untuk mengatasi hal tersebut perawat dapat menggunakan cara pemahaman. Janganlah mengandalan ingatan karena ingatan manusia sangatlah terbatas.
3)      Mengatasi kurangnya pengetahuan perawat dapat diatasi dengan membaca-baca beberapa referensi buku yang mendukung dengan materi ajar.

     b)      Afektif

Untuk mengatasi kekurangan diri dalam kemampuan afektif sebagai perawat dapat melakukan
1)      Memberikan diri untuk melawan rasa takut dengan berlatih terus menerus melawan rasa takut
2)      Menanamkan jiwa kepahlawanan yaitu relaberkorban, dengan cara membuka hati dengan melihat kesekeliling bahwa banyak orang yang memerlukan bantuan.
3)      Jangan mudah menyerah dalam melawan kegagalan, tidak selamanya kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda karena bila tidak diimbangi dengan usaha dan kerja keras yang sungguh-sungguh.
4)      Percaya pada diri sendiri bahwa diri sendiri mampu melakuakan sesuatu yang bermanfaat. Dan tetap rendah hati.

    c)      Psikomotor
Untuk memperbaiki kekurangan kemampuan diri sebagai perawat hal yang dilakuakan

1)      Meningkatkan komunikasi dapat dilakuakan dengan membuka diri dilingkungan karena manusia merupakan makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri.
2)      Klien tidak boleh ditinggal bila klien sangat kritis dan sangat membutuhkan pertolongan. Untuk mengatasi hal tersebut buatlah daftar prioritas sebelum melakuakan sesuatu hal, mana yang terlebih penting untuk dikerjakan terlebih dahulu.
3)      Senyuman perawat sangatlah perlu karena senyum merukan salah satu caring dari perawat. Untuk membuat sebuah senyuman hanya perlu memikirkan hal yang ringan, bila terdapat masalah pribadi yang perlu dilakukan ialah memikirkan masslah itu akan dapat terselesikan dengan kepala dingin. Dengan itu mungkin senyum akan tetap terdapat pada perawat.

Daftar Pustaka
Swansburg, R. C. 2000. Pengantar Kemimpinan dan Manajeman Keperwatan untuk Perawat Klinik. Jakarta: EGC.
Swansburg, R. C., & Swansburg, L. C. 2001. Pengembangan Staf Keperawatan: Suatu Komponen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: EGC.
Videback, S. L. 2008. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC.

read more
0 komentar

Konsep Konseling Keperawatan


    A.    DEFINISI KONSELING

Konseling merupakan proses interaksi untuk menolong seseorang untuk menemukan permasalahan dan memecahkan permasalahan tersebut. Proses interaksi terjadi antara pihak yang memiliki permasalahan (konseli) dengan pihak yang memiliki keterampilan khusus dalam memberi bantuan memcahkan masalah (konselor). Konseling adalah hubungan yang formal dan profesional (1). Konseling keperawatan adalah bantuan yang diberikan perawat dengan menggunakan interaksi yang mendalam yang berbentuk kesiapan untuk menampung ungkapan dari permasalahan dan perasaan klien (meliputi aspek kognitif, afektif, behavioral, sosial, emosional dan religius) kemudian perawat bertindak sebagai konselor bertindak dengan keras untuk dapat memberikan alternatif pemecahan masalah untuk menjaga kestabilan emosi dan motivasi klien (konseli) dalam menghadapi masalah kesehatan (2).
Pengertian sederhana untuk konseling adalah sebagai suatu proses pembelajaran yang seseorang itu belajar tentang dirinya serta mengenai hubungan dalam dirinya lalu menentukan tingkah laku yang dapat memajukan perkembangan peribadiannya (3).
  
    B.     KARAKTERISTIK KONSELING

1.      Bersifat pedagogis
Layanan konseling yang perawat berikan merupakan sarana untuk meningkatkan pengetahuan dan pendidikan bagi klien terutama tentang masalah-masalah kesehatan.
2.      Melihat potensi klien bukan kelemahan
Ketika klien (konseli) mengungkapkan perasaan dan permasalahannya, konselor tidak hanya memandang sisi negatif atau kelemahan yang dimiliki konseli namun melihat dan mencari sisi sisi positif yang dimiliki. Dengan menggali potensi positif klien, konselor dapat membantu membangkitkan dan mengembangkan potensi klien.
3.      Menggembirakan klien
Proses konseling yang dilaksanakan dengan penuh bersahabat dapat menumbuhkan perasaan nyaman bagi klien. Perasaan gembira menunjukkan klien nyaman dalam berinteraksi. Perasaan ini akan sangat membantu proses konseling berjalan dengan lancar dan lebih terbuka. Menggembirakan klien dapat dilakukan dengan cara 1) Acceptance adalah konselor menunjukkan sikap terbuka dan siap membantu konseli dengan berbagai masalah yang dihadapinya, 2) Congruence yaitu konsisten antara ucapan dan perbuatan, tulus dan apa adanya, 3) Understanding, konselor memahami dengan hati dan empati terhadap masalah klien. 4) Nonjudgmental, konselor tidak menghakimi, memvonis atau membuat penilaian terhadap masalah yang dihadapi klien,  5) Humor adalah kemampuan konselor menyisipi ungkapan-ungkapan humor dapat mencairkan situasi tegang saat konseling, dan 6) Memuji hal positif yang dimiliki konseli.
4.      Bersifat humanistik – religius. Konselor memandang bahwa interaksi yang dilakukan dengan klien merupakan tindakan yang harus menjunjung tinggi nilai nilai kemanusiaan, saling menghormati dan menghargai, menjaga privasi klien, serta memperhatikan nilai-nilai moral dan keagamaan sebagai solusi dalam mengatasi masalah klien.
5.       Klien sebagai subyek memegang peranan dalam memutuskan tentang dirinya. Tugas utama konselor adalah membantu mengurangi dan atau memecahkan masalah konseli dengan menumbuhkan dan membangkitkan potensi yang dimiliki klien. Konselor membantu memberikan alternatif-alternatif solusi dan klien lah yang mempunyai hak dan wewenang membuat keputusan tentang dirinya konselor hanya membantu dan memberi alternatif bukan memvonis atau menilai (2).

     C.    TUJUAN KONSELING

Tujuan konseling yang dikemukanakan Steffire & Grant(1972) yaitu lebih membantu pertumbuhan dalam waktu yang sesaat, membantu seseorang agar dapat menyesuaikan diri dengan tepat sesuai peran (4). Secara umum tujuan konseling adalah membantu klien mengembangkan potensi yang dilandasi oleh konseli atau klien menjadi efektif dalam menjalani hidup sehari-hari dan klien mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain. Tujuan koseling keperawatan tidak bisa lepas dari tujuan konseling pada umumnya dapat diklasifikasikan antara lain (2):

1.      Self-actualization
Konseling dilakukan untuk mengeksplorasi dan mengembangkan potensi klien dan salah satu manifestasi potensi diri tercapainya aktualisasi diri. Seorang pasien akan merasa dapat mengekspresikan aktualisasi diri apabila perawat mmeberikan kesempatan dengan tidak membatasi potensi diri klien.
2.      Personal growth and personal development.
Pertumbuhan dan perkembangan individu dalam bersikap, berinteraksi dan kecakapan dalam pengambilan keputusan menjalani hidup merupakan bagian dari tujuan dilaksanakan konseling. Klien atau keluarganya menjadi kooperatif, lebih dewasa, lebih tenang dan mantap menghadapi masalah kesehatan yang sedang dialami.
3.      Okayness
Sikap menghargai orang lain , peduli terhadap masalahdan kebutuhan orang lain, menjaga hak dan privasi orang lain merupakan aspek aspek terwujudnya hubungan yang harmonis, klien menghargai profesi perawat, memahami hak klien yang lain merupakan sikap okayness(harmonis) klien dalam memanfaatkan layanan kesehatan
4.      Effectiviness
Setelah mengikuti konseling, seseorang diharapkan dapat menjalani hidup lebih efektif lebih efisien dan sistematis dalam memilih alternative pemecahan masalah. Dengan konseling yang dilakukaan klien mampu memilih jenis perawatan , kamar rawat inap atau dokter yang merawat
5.      Competent
Bertambahnya kemampuan, baik dari aspek afektif dan kognitif, maupun behaviour merupakan salah satu tujuan penting dalam konseling. Kemmapuan klien dalam memahami diet yang tepat, aktivitas yang teratur dan pentingnya mengontrol kadar gula darah secara teratur merupakan contoh dari kompetensi yang dimiliki klien setelah mengikuti konseling.



        D.    TAHAPAN KONSELING

Proses konseling terdiri dari tiga tahapan, yakni (5):

1.      Tahap Awal
a.       Membangun hubungan saling percaya dengan asas kerahasian, kesukarelaan, keterbukaan, dan kegiatan.
b.      Menjelaskan dan mendefinisikan masalah. Ketika hubungan konseling telah terjalin dengan baik.
c.       Membuat penaksiran dan perjajagan, menegosiasikan kontrak.
d.      Kontrak waktu, kontrak tugas, kontrak kerjasama.

2.      Tahap Inti
a.       Mengeksplorasi masalah klien lebih mendalam. Ini dimaksudkan agar klien mempunyai perspektif dan alternatif baru terhadap masalah yang sedang dialaminya. Konselor melakukan penilaian kembali, bersama dengan klien.
b.       Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.

3.      Tahap Akhir
a.               Kedua pihak membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling.
b.               Menyusun rencana tindakan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun sebelum proses konseling.
c.               Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d.              Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya.

Kegiatan konseling dilaksanakan dalam tiga tahapan (2):

1.      Tahapan awal koseling
Merupakan awal hubungan antar perawat sebagai konselor dengan konseling, kegiatan pada tahap ini adalah perkenalan, menanamkan sikap keterbukaan, mempung meperjelas dan mendefinisikan masalah, membuat penaksiran dan penyampaian masalah, mengasosiasikan kontrak dengan klien.

2.      Tahapan kerja
Pada tahap ini konseling berlangsung mencakup kegiatan yang berorientasi pada penentuan masalah dan pemecahan masalah meliputi :
a.       Menjelajah dan mengeksplorasi masalah klien,
b.      Menjaga hubungan tetap harmonis,
c.       Menentukan masalah bersama dan membahas alternatif pemecahan masalah,
d.      Memberi kesempatan kepada klien untuk menilai proses konseling yang berlangsung.

3.      Tahapan akhir
Membuat kesimpulan dari materi konseling, konselor mengevaluasi keberhasilan konseling dengan melihat tanda-tanda konseli sebagai berikut: menurunnya kecemasan, adanya perbahan perilaku yang lebih positif, dan mempunyai rencana masa depan yang lebih baik dan terarah, membuat perjanjian pertemun berikutnya bila masih diperlukan.

      E.     TEKNIK KONSELING

Dalam melaksanakan konseling, penggunaan teknik merupakan salah satu cara agar proses konseling dapat berlangsung dengan baik dan efektif beragamnya persoalan sebagai materi konseling karakter individu menuntut perlunya pemilihan penerapan teknik konseling yang tepat, terdapat tiga teknik pendekata yang dapat digunakan dalam konseling (2):
1.      Teknik authoritarian atau directif, yaitu suatu teknik dimana proses konseling berpusat pada konselor . Konselor mempunyai tangung jawab penuh dalam pemecahan masalah klien sehingga pada teknik ini konselor nampak dominan dalam proses konseling.
2.      Teknik Nondirectif atau konseling centre yaitu suatu pendekatan dimana konseli diberi kesempatan lebih banyak untuk memimpin wawancara dan mempunyai tanggungjawab atas pemecahan masalahnya sendiri.
3.      Teknik Edetik, merupakan teknik yang proporsional dimana konselor mengunakan cara yang tepat sesuai dengan kondisi konseli dan masalahnya.
Perawat melaksanakan konseling dengan menggunakan pendekatan yang holistik dimana konselor memandang konseli secara utuh yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, spiritual dan kultural dengan tanpa memandang latar belakang agama, suku, ras, bangsa, status ekonomi sosial, tetapi klien dipandang secara utuh sebagai makhluk ciptaan tuhan















DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Konsultasi Psikologi (Konseling).
2. Mundakir. Komunikasi Keperawatan Aplikasi dalam Pelayanan. Yogyakarta : s.n., 2006.
3. Luddin, Abu Bakar M. Dasar-Dasar Konseling . Bandung : Citapustaka Media Perintis, 2010.
4. Gunarsa, Singgih D. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia, 2007.
5. Sudrajat, Akhmad. Proses Konseling. 2011.

read more